Pulau Sempu yang ternyata cantik banget ini memang belum terlalu terkenal luas, pasti yang datang mikir “kenapa gak sekalian aja di jadiin tourism site ? kan lumayan buat pemasukan daerah setempat beserta penduduknya”
Guide nya juga cerita kalau sudah pernah ada rancangan buat itu, mengambil kira-kira 100 hektar dari total 877 hektar untuk dijadikan tempat wisata, 100 hektar itu ya mencakup jalur yang di lewatin dari pantai Sempu utara sampai ke selatan (Segara Anakan). Tapi sampai sekarang nggak ada kelanjutan apa-apa dari rencana itu.
Tapi ternyata dari awal Pulau Sempu ini memang di jadikan konservasi/cagar alam, bahkan ada ketakutan dari penduduk setempat kalau dibangun infrastruktur di dalam pulau sempu (untuk tujuan pariwisata), pulau ini nanti bakal tenggelam, katanya sih ini ramalan “orang tua” setempat.
Benarnya boleh nggak kalau cagar budaya di ambil dikit wilayahnya untuk keperluan pariwisata? Kalau yang di omongin ini pariwisata abal-abalan tanpa tanggung jawab, sekedar bangun jalan kecil, motel dan restaurant, the answer should be NO!
Tapi kalau yang dicanangkan adalah ecotourism, saya pribadi sih setuju banget. Karena ecotourism itu adalah tourism yang memprioritaskan pengkonservasian alam setempat sambil meningkatkan taraf hidup penduduk setempat. Disitu kita dapat mengembangkan pariwisata suatu daerah sambil tetap melindungi alam nya.
Tapi kalau ngomongin soal pembangunan infrastruktur di dalam pulau Sempu itu sendiri sih nggak perlu ya, toh lebih baik tetap seperti itu tanpa ada pembangunan apa-apa, lebih alami.
Yang perlu ditambahkan itu cuma satu, penyediaan tempat sampah! Eh tambah lagi deh, security & medical staff juga diperluin semenjak sering terjadi kecelakan saat orang nyoba buat manjat tebing karang.
Disini raga konyol, soalnya waktu saya tanya kenapa nggak ada tempat sampah, Pak Suparman (guide) bilang “ya tempat ini kan memang cagar alam, bukan untuk keperluan pariwisata jadi pemerintah setempat nggak nyediain tempat sampah karena orang dilarang masuk SEBENARNYA ke cagar alam ini”.
Tapi nyatanya banyak orang yang tetap masuk walaupun kita harus minta izin sama Polhut (Polisi hutan) setempat yang pastinya bakal di izinin kalau kita setuju buat ngasih bayaran yang nggak jelas larinya kemana? Jadi kan sama aja, mau itu cagar alam atau bukan ya orang tetap aja masuk dan mereka lihat kalau didalam itu banyak sekali sampah, ya karena memang nggak ada tempat sampahnya (benernya sih salahin kualitas manusia yang suka buang sampah sembarangan).
Ecotourism itu nggak mesti datang dari pihak “tuan rumah”, yang jadi pelancong juga mesti nyadar diri, kalaupun otakmu cukup gila buat tetap ngerokok didalam cagar alam, ya paling nggak matiin tuh rokok di sol sepatu dan puntungnya taruh didalam kantong, kalau ngotot bawa indomie kedalam ya tanggung jawab sekalian dimakan sebungkus-bungkusnya.
Sumber :
http://www.tumblr.com/tagged/pulau-sempu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar